Rabu, 28 Maret 2012

Kanker dan Ekstrak Habbatussauda’

Kanker
Kanker adalah neo plasma atau pertumbuhan sel-sel baru yang bentuk, sifat, dan kinetiknya berbeda dari sel normal. Menurut Norimasa Shudo (manager Departmen Produk Kesehatan Nissan Chemical Industries) “Neoplasma adalah penyebab kematian tertinggi di Jepang.”
Salah satu contoh Neoplasma adalah tumor. Bila pertumbuhan sel-sel baru tidak terkontrol, merusak bentuk, dan fungsi organ tubuh. Akibatnya, tumor mengganas menyebabkan kanker. Di Indonesia, tumor ganas penyebab kematian nomor 7. Prevalensi kanker di tanah air mencapai 0,43%. Yang terbanyak adalah penderita kanker payudara yang mencapai 19,6%, kanker leher rahim 11,07%, dan kanker hati 8,12%.
Pada beberapa pasien, kanker biasanya diawali dengan munculnya tumor. Tumor berupa benjolan dari sel-sel jaringan tubuh yang mengalami metastasis. Seringkali kehadiran tumor diabaikan pasien karena tidak menimbulkan keluhan berarti.
Menurut dr Akrom Mkes, dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, meningkatnya risiko kanker seiring meningkatnya pencemaran udara dari kendaraan bermotor di jalan raya, asap rokok dan produk olahan yang mengandung bahan-bahan pemicu kanker. Pada kondisi ketahanan tubuh menurun paparan senyawa karsinogen itu dengan mudah merombak sel tubuh menjadi abnormal. Pada kanker, sel-sel abnormal itu menjalar dari jaringan tubuh yang satu ke jaringan tubuh lain.
Dokter Akrom juga menuturkan bahwa kanker merupakan penyakit yang berhubungan dengan perubahan di dalam sel yang diakibatkan berbagai macam pengaruh lingkungan seperti serangan virus dan senyaea kimia berbahaya. Efek buruk pengaruh itu bisa dicegah bila sistem kekebalan tubuh pasien prima. Sistem imun akan melawan sel-sel kanker karena dianggap benda asing.
Ekstrak Habbatussauda’
Ekstrak habbatussauda adalah salah satu herbal yang dapat diandalkan untuk meningkatkan sistem imun untuk melawan tumor ganas. Itu terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan Akrom terhadap tikus betina yang dibagi ke dalam VI kelompok. Kelompok I merupakan kelompok kontrol. Pada kelompok II diberi asupan minyak jagung 2 kali seminggu selama 5 minggu dengan dosis. Pada kelompok III-IV tikus diberi ekstrak habbatussauda’ masing-masing berdosis 5 mg/kg bobot tubuh, 25 mg, dan 125 mg yang diberikan setiap hari selama 7 minggu. Sedangkan kelompok terakhir diberi asupan Imboost (obat pendongkrak kekebalan tubuh) sesuai dosis anjuran. Pada hari ke-14 seluruh tikus betina dipapar 7,12-dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) – senyawa karsinogen dan bersifat imunotoksik.
Hasil penelitian menunjukan pemberian ekstrak habbatussauda’ dengan dosis 5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 125 mg/kgBB dapat meningkatkan jumlah limfosit dan monosit. Limfosit salah satu jenis sel darah putih atau leukosit yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh.
Ekstrak habbatussauda’ juga mampu menghambat plofirase dan memacu apoptosis. Plofirase adalah reproduksi bentuk-bentuk serupa. Jika ekstrak habbatussauda’ menghambat plofirase, proses produksi sel juga terhambat. Sedangkan opoptosis merupakan pola morfologis kematian sel ditandai dengan sel yang mengkerut. Jika sel kanker mati, berarti pasien pun sembuh. Itu dibuktikan oleh Edy Meiyanto APT PhD, periset di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Doktor onkologi molekular itu menguji praklinis sel kanker payudara yang diinduksi DMBA (dimetilbenz(a)antrasen), senyawa karsinogenik alias pemicu kanker.
Selain apoptosis dan antiproliferasi, ekstrak habbatussauda’ juga bersifat anti angiogenesis. Antiangiogenesis merupakan pembentukan pembuluh darah baru, Artinya, ekstrak habbatussauda’ menghentikan pembentukan pembuluh darah bagi sel kanker. Begitulah hasil riset Tingfang Yi, peneliti di Institut Kanker Nasional, Amerika Serikat. Senyawa aktif dalam ekstrak habbatussauda yang berperan anti kanker adalah timokuinon. Dengan kemampuan itu sel-sel kanker pun tak berkutik untuk berkembang.

Sumber : wikipedia, Trio Herbal, my healthy life

Tidak ada komentar: